Well.. saya bukannya tidak sepakat
dengan pendapat diatas, memang banyak kasus kejahatan di dunia perpolitikan,
namun bukan lantas melupakan sisi-sisi positifnya. Kita masih bisa merasa aman
duduk manis di rumah, bermain di taman, jalan-jalan ke mall, atau menjalankan
ibadah tanpa gangguan dari pemeluk agama lain misal; beberapa hal tadi tak
lepas dari perjuangan orang-orang yang berada di pemerintahan dalam menjalankan
dunia perpolitikan.
Saat tarif dasar listrik naik, harga bahan
makanan pokok naik, atau harga BBM naik misal... Kebanyakan dari kita mengeluh,
mencerca, mengomel, atau sekadar menggerutu dalam hati. Nah itu tadi beberapa contoh
dari kebijakan pemerintah yang terlihat merugikan (bagi kita), berdampak secara
langsung pada kehidupan kita. Rugi rasanya kalau kita membenci politik (yang
dinilai kotor) dengan cara menghindarinya. Semakin kita menghindar, semakin
merasa aman sebagian oknum perpolitikan di pemerintahan dalam menjalankan aksi
kotornya. Kalau mau benci dengan politik (yang dinilai kotor), bencilah dengan
cara turut berpartisipasi memperbaiki politik menjadi bersih (bukan hal yang
mustahil, kecuali bagi mereka yang mudah menyerah dengan keadaan).
Jikalau semua orang baik beranggapan bahwa
politik itu kotor, kapan dunia perpolitikan akan diisi oleh orang-orang yang
baik? Sampai kapan kita akan acuh tak acuh dengan perpolitikan yang mana akhirnya
berimbas secara langsung terhadap kehidupan sehari-hari kita? Kita perlu
berbenah, perlu berpartisipasi, tak melulu harus terjun langsung dengan
menduduki jabatan secara struktural, dengan kita mencontreng saat pemilu misal (jujur
sesuai hati nurani), itu berarti kita telah turut berpartisipasi dalam usaha memperbaiki
kondisi bangsa ke arah yang lebih baik.
Politik itu yang praktek jual-beli paling canggih dalam peradaban manusia.
BalasHapus