Selasa, 02 April 2013

Wanita: Publik vs Domestik

Ada Band bilang ‘karena wanita ingin di mengerti’, sebenarnya bukannya aku tak sepakat dengan kata-kata itu, hanya saja menurut ku tak cuma wanita yang ingin dimengerti, pria pun juga ingin dimengerti, bukan begitu?

Wanita.. dewasa ini masih trend seputar wanita karir, entah sampai kapan trend ini akan bertahan. Banyak wanita merasa keren ketika telah berhasil sukses diranah publik; bekerja diluar, berpenghasilan, merasa terlihat cerdas dan menarik. Tak jarang yang mengalihkan tugasnya di ranah domestik kepada seorang ‘pembantu’ karena terlalu sibuk bekerja diluar.
Perlu diketahui, jika wanita berhasil dalam pekerjaannya di ranah publik itu adalah hal yang biasa, wajar2 saja kurasa, karena wanita pada masa sekarang berhak mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang setara dengan pria, tidak seperti dahulu kala dimana wanita masih menjadi ‘konco wingking’.

Wanita yang berhasil di ranah domestik itu baru luar biasa, keren. Yah.. bukan berarti sehari 24 jam berkutat di rumah, maksud ku ‘ranah domestik’ disini lebih mengerucut pada makna wanita yang mengelola urusan rumah tangga, bisa saja disambi kerja diluar atau tidak, yang jelas tidak melalaikan tugas utamanya itu.

Sebagai seorang ibu rumah tangga, mengerjakan tugas rumah yang bersifat teknis akan bisa diatasi dengan cukup mudah karena teknologi yang semakin canggih (mesin cuci baju, mesin cuci piring, de el el). Namun tugas mendidik anak, disitulah tantangan yang membuat seorang ibu rumah tangga terlihat keren, perlu kecerdasan, ketelatenan juga  kesabaran. Patut digarisbawahi bagi wanita yang punya background pendidikan sebagai seorang pendidik, jangan dulu merasa sukses sebagai seorang pendidik sebelum berhasil mendidik anak sendiri.

Well, pada dasarnya tak masalah bila wanita bekerja di ranah publik, asal tidak melalaikan ranah domestiknya. Mempekerjakan pembantu untuk membantu urusan teknis dirumah masih tergolong wajar, namun jangan sampai tugas mendidik anak juga dilimpahkan kepada seorang pembantu, sangat disayangkan, karena anak-anak membutuhkan kasih sayang dari ibunya, mereka perlu kita didik dengan baik agar dapat menjadi generasi penerus yang membangun peradaban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar