Jumat, 31 Agustus 2012

Selamatkan Bumi Kita

 Sejenak, perlu bagi kita untuk menengok kembali ke zaman dahulu... saat-saat kepunahan binatang purba. Hal itu terjadi saat peristiwa mencairnya es di kedua kutub bumi. Perlu diketahui bahwa air yang ada dibumi, 97.5% nya berupa air samudera dan laut yang tentunya memiliki kadar garam yang tinggi sehingga belum bisa dimanfaatkan untuk banyak hal. Hanya sekitar 2.5% yang berupa air tawar di bumi ini, itupun sekitar 87% dari 2.5% air tawar tersebut tersimpan di kutub, sisanya baru yang dapat kita manfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari kita. Bisa kita bayangkan hidup kita sehari saja tanpa air bersih? 

Apa kaitannya dengan kita sekarang?

Semakin berkurangnya jumlah air bersih, kerusakan lingkungan, berkurangnya kekuatan lapisan ozon, dan banyaknya bencana alam yang terjadi di sekitar kita terjadi karena kurangnya kesadaran kita sebagai manusia, yang lebih memiliki fungsi utama dalam menjaga kelestarian alam. Banyaknya kerusakan alam yang ditimbulkan berkat ulah tangan-tangan jahil manusia mengakibatkan semakin terpuruknya keadaan bumi ini, juga turut andil terhadap terjadinya fenomena yang biasa kita sebut Global Warming (pemanasan global). Fenomena ini akan menyebabkan es dikutub semakin mencair apabila berlangsung secara berkelanjutan dalam kurun waktu yang lama, bisa kita semua bayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya, keseimbangan bumi berakhir dan kelangsungan hidup manusia perlu dipertanyakan nantinya.
Bagaimana tidak? Manusia membuang sampah sembarangan di jalan maupun sungai sehingga membuat sungai menjadi mampat... akhirnya pada saat hujan terjadi banjir, menebangi hutan secara liar sehingga mengalami penggundulan, memburu dan membunuh satwa liar yang merupakan salah satu dari sekian banyak rantai ekosistem yang sangat berperan dalam pelestarian lingkungan, serta masih banyak tindakan merusak yang lain.
Bisakah kita mengelak bahwa sebenarnya kitapun telah ikut andil dalam rangka membinasakan bumi ini? 
Mengerucut kedalam lingkup Unnes sebagai Kampus Konservasi, bagi yang masih menjabat sebagai mahasiswa aktif di Unnes, apa yang sudah kita lakukan sebagai bagian dari masyarakat kampus terhadap lingkungan disekitar kita? Sudah sesuaikah sebutan Kampus Konservasi dengan sikap masyarakat kampusnya? Tentunya itu adalah konsekuensi yang harus diambil oleh setiap individu yang tergolong masyarakat kampus Unnes. Sampai saat ini kebijakan-kebijakan dari birokrasi Unnes yang dapat kita lihat jelas tentunya pada sisi pembangunan infrastruktur, pembangunan taman-taman kampus, serta larangan merokok disekitar kampus. Realita yang disuguhkan pada sisi yang bertentangan, banyak baleho terpampang memaparkan iklan-iklan rokok diberbagai sudut pinggir jalan sekitar kampus, banyak sampah berserakan, juga banyak pohon ditebang untuk pembangunan. Apa peran serta kita untuk mewujudkan Kampus Konservasi yang seutuhnya? Mengangguk dengan semua kebijakan yang diberlakukan, pura-pura tidak tahu dengan sikap sebagian masyarakat kampus yang tidak mengindahkan konservasi, tidak mau tahu, atau malah menjadi pelaku menggagalkan konservasi? Kampus konservasi tidak akan pernah dapat terwujud hanya dengan kesadaran tindakan satu dua orang, melainkan kesadaran dari semua pihak, termasuk kita didalamnya.
Bumi bukanlah sekedar milik segelintir orang yang peduli lingkungan, melainkan milik setiap kita yang menempati bumi ini. Sadar maupun tidak, mau tidak mau, kita sebagai manusia yang masih punya akal dan naluri seharusnya menyadari hal ini. Jangan sampai kita menyesal, ketika tumbuhanpun sudah tak dapat hidup lagi, sebagaimana yang diilustrasikan dalam film ”Wall E” mengenai gambaran kondisi bumi dimasa mendatang saking rusaknya bumi yang telah dipenuhi oleh sampah.
Jadi, mari kita selamatkan bumi ini, mulai dari diri sendiri, dan mulai saat ini juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar